Pesan dari Shibucho Shidokan Indonesia

OSU!

Sejak awal terciptanya beladiri Karate di dunia hingga eksistensinya saat ini, sejarah mencatat bahwa perkembangan beladiri Karate tidak lepas dari berbagai macam modifikasi, mulai dari teknik bertarung, pola drilling latihan, hingga peraturan pertandingan, yang bahkan dulunya olah raga yang saya gemari ini adalah murni suatu seni untuk membela diri saja.

Di satu sisi, membela diri sangat diperlukan sejak usia dini untuk menghadapi perundungan di sekolah, bahkan bagi usia dewasa di zaman yang semakin tidak kenal ampun, tentunya minimal harus menguasai teknik dasar melawan apabila kita diserang dengan tangan kosong.

Di sisi lainnya, ilmu beladiri sudah dipakai untuk berkompetisi, saling mengejar prestasi dan menunjukkan siapa yg terbaik dan layak menyandang predikat sang juara.

Sebagai seorang karateka yang pernah ditunjuk langsung oleh sohonbu sebagai Branch Chief IKOK (International Karate Organization Kyokushinkaikan) dan Chief Instructor The Shidokan, saya mempunyai impian agar generasi muda di Indonesia selain bisa membela diri juga dapat berprestasi hingga di kancah internasional, tentunya tanpa meninggalkan jiwa dari “budo” karate yang melekat sejak memakai obi berwarna putih.

Seni Beladiri Karate yang diajarkan adalah meliputi Yuan Kyokushin – Kickboxing – Grappling dan melibatkan peraturan “full contact karate”. Saya tetap menekankan aspek “budo” di dalamnya, sehingga tidak hanya mencari kekuatan sebagai seorang juara saja. Namun yang diharapkan adalah melalui latihan keras, akan membetuk pribadi yang jauh lebih baik, berani dan bersikap sebagai seorang ksatria.

Erick Danurahardja

Branch President of Shidokan Indonesia